• header3

Selamat Datang di Website SD NEGERI 24 DAUH PURI. Terima Kasih Kunjungannya

Pencarian

Kontak Kami


SD NEGERI 24 DAUH PURI

NPSN : 50103064

Jalan Serma Made Pil No. 35 Denpasar


[email protected]

TLP : 03618424001


          

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 28796
Pengunjung : 11771
Hari ini : 12
Hits hari ini : 18
Member Online : 0
IP : 18.97.14.85
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

KEGIATAN PENGOLAHAN SAMPAH DI SEKOLAH




PENERAPAN EKONOMI SIRKULAR MELALUI PENGOLAHAN “KEBERIN” MENJADI ORAK-OREK  WUJUDKAN SISWA HEMAT DAN PEDULI LINGKUNGAN.

Oleh : Ni Kadek Evie Febrianti, S.Pd.

 

 

Belakangan ini, dunia sedang menghadapi berbagai persoalan kerusakan lingkungan. Sebut saja, pemanasan global, penumpukan limbah, dan penggunaan sumber daya alam tak terbarukan secara berlebihan. Permasalahan tersebut timbul karena banyak masyarakat masih mengadopsi sistem ekonomi linier dalam keberlangsungan hidup. Sederhananya, sistem ini menjadikan produsen sebagai pihak yang mengambil bahan baku, membuat produk, menggunakan produk, dan membuang produk menjadi limbah tanpa bisa digunakan kembali. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan perombakan sistem yang bisa memperpanjang umur produk dan membuat limbah tidak hanya berakhir ke tempat pembuangan sampah. Nah, ekonomi sirkular merupakan jawabannya. Dilansir dari Pusat Fasilitasi Penerapan Standar Instrumen Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Pusfaster BSILHK), ekonomi sirkular merupakan konsep membuat nilai produk, bahan, dan sumber daya alam dalam perekonomian dapat berumur panjang guna meminimalkan kerusakan lingkungan. Berbeda dengan sistem ekonomi linier, sistem ekonomi sirkular memungkinkan produk yang sudah terpakai dapat digunakan berulang, bahkan limbahnya dapat diolah kembali menjadi bahan baku baru. Dengan demikian, persoalan penumpukan limbah yang merusak lingkungan bisa dicegah.

Dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam kehidupan sehari-hari akan memudahkan dan membantu mengurangi masalah lingkungan disekitar kita. Dimulai dari lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Penggunaan barang sekali pakai dapat dikurangi, seperti kantong plastik digantikan dengan kantong kain, tissu digantikan dengan lap kain dan lain sebagainya. Pendidikan mengenai pentingnya penerapan ekonomi sirkular juga seharusnya ditanamkan sejak dini. Seperti contohnya di sekolah, siswa diberikan pemahaman tentang pentingnya penggunaan suatu produk berkali-kali yang nantinya akan mengembangkan sikap hemat pada siswa tersebut.

Dalam pembelajaran di sekolah, terutama pembelajaran Matematika siswa  akan dituntut untuk mengembangkan kemampuan numerasi dan literasi dengan mengerjakan latihan-latihan soal. Dalam pengerjaannya, memerlukan kertas untuk melatih kemampuan siswa, yang biasa disebut “orak-orek” yang setelah digunakan akan dibuang karena tidak dipakai kembali. Contohnya dalam pembelajaran matematika kelas 6 KD 3.3. yang berbunyi “Menjelaskan Dan Melakukan Operasi Hitung Campuran yang Melibatkan Bilangan Cacah, Pecahan dan/atau Desimal Dalam Berbagai Bentuk Sesuai Urutan Operasi” akan disajikan soal operasi hitung yang melibatkan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan cacah, pecahan dan/atau desimal dengan bilangan yang mencapai ratusan bahkan ribuan. Untuk mengerjakan soal tersebut, siswa membutuhkan latihan kecil (orak-orek) untuk mencari jawaban. Tidak sedikit yang menggunakan kertas atau buku baru untuk latihan soal tersebut. Siswa biasanya akan merobek bagian tengah buku atau menggunakan halaman belakang buku baru sebagai latihan soal matematika (orak-orek). Dengan adanya kebiasaan tersebut, buku akan cepat habis dan setelah itu akan menjadi barang tidak berguna dan tidak bernilai jual. Secara tidak langsung, siswa tidak menerapkan sikap hemat dalam kehidupan sehari-hari.

Pada sistem ekonomi sirkular, kita dipaksa untuk menggunakan produk yang sudah terpakai dapat digunakan berulang, bahkan limbahnya dapat diolah kembali menjadi bahan baku baru. Mengganti latihan kecil (orak-orek) yang awalnya menggunakan kertas baru menjadi kertas bekas print (KeBeRin). Kertas HVS yang  digunakan untuk administrasi kelas, guru atau sekolah biasanya akan dibuang jika sudah tidak digunakan. Bayangkan jika kertas bekas print (KeBeRin) tersebut dapat kita olah menjadi latihan kecil (orak-orek) siswa  saat mengerjakan soal matematika.

Kertas Bekas Print (KeBeRin) memiliki bagian belakang yang biasanya memang tidak berisi tulisan. Bagian belakang dari kertaslah yang nantinya akan digunakan sebagai latihan kecil matematika (orak-orek). Dengan begitu, siswa akan lebih hemat dan tau bagaimana cara peduli terhadap lingkungan sekitar sehingga tidak banyak pohon yang ditebang demi keperluan kertas di bumi. Setelah digunakan untuk latihan kecil (orak-orek), kertas yang sudah penuh berisi tulisan akan dikumpulkan dan dijual ke bank sampah sekolah. Sehingga siswa mampu menerapkan sistem ekonomi sirkular dari penggunaan kertas di sekolah.

Dalam penerapannya, siswa SDN 24 Dauh Puri yang tergabung kedalam organisasi pecinta lingkungan “Greenpeace Students” akan melakukan edukasi tentang pentingnya sikap peduli lingkungan dengan membentuk kebiasaan hemat yaitu mengganti kertas latihan kecil (orak-orek) dari kertas baru menjadi kertas bekas print (KeBerRin). Selain memberi edukasi, Greenpeace Students juga akan memberikan pelatihan kepada siswa lain dalam pembuatan latihan kecil (orak-orek). Sampai saat ini, baru siswa kelas 5 dan 6 yang sempat menggunakan kertas bekas print (KeBeRin) menjadi latihan kecil (orak-orek). Diharapkan selanjutnya akan dapat menjangkau siswa dari kelas 1-6.

Dengan demikian, siswa mampu menerapkan ekonomi sirkular di sekolah dengan memakai kertas bekas print (KeBeRin) sebagai latihan kecil (orak-orek) dalam pembelajaran matematika yang nantinya akan menjadi fasilitas untuk perkembangan numerasi dan literasi siswa dalam mengerjakan soal matematika. Kertas yang telah penuh berisi latihan soal, nantinya akan tetap di jual ke bank sampah sekolah dan akan diolah kembali menjadi kertas baru. Selain itu, siswa akan mampu menerapkan hidup hemat dengan menggunakan kertas bekas yang setelah itu akan di jual ke bank sampah sekolah dan akan diolah kembali menjadi kertas baru. Sehingga akan membangun sikap peduli lingkungan dengan menghargai setiap sumber daya alam yang ada disekitar kita.

 

Daftar Pustaka

https://lestari.kompas.com/read/2023/04/27/130000086/mengenal-ekonomi-sirkular-sistem-produksi-berkelanjutan-yang-ramah




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas